Pojok PanturaPojok Pantura

Keutamaan Hari Jumat: Dalil dan Beberapa Shalawat yang Dianjurkan

 Keutamaan Hari Jumat: Dalil dan Beberapa Shalawat yang Dianjurkan | Pada malam atau hari Jumat dianjurkan untuk memperbanyak bacaan shalawat. Batas minimal adalah 300 kali shalawat, menurut sebagian ulama. | Pojok Pantura

Pojok Pantura | PojokPantura.Com - Di antara amaliah yang sangat mudah namun pahalanya sangat besar adalah membaca shalawat. Ada berbagai macam shalawat, misalnya shalawat Nariyah, shalawat Fatih, shalawat Munjiyat, shalawat Tibbil Qulub, shalawat Ibrahimiyah atau shalawat yang pendek kalimatnya yakni Shollallahu ‘ala Muhammad. Pada malam atau hari Jumat dianjurkan untuk memperbanyak bacaan shalawat. Batas minimal adalah 300 kali shalawat, menurut sebagian ulama.

Pada suatu kesempatan, Rasulullah SAW bersabda: “sesungguhnya diantara hari kalian yang paling utama ialah hari Jumat. Pada hari itu Adam AS diciptakan dan diwafatkan. Dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. Oleh karena itu perbanyaklah shalawat di hari Jumat karena shalawat akan disampaikan kepadaku” (HR. Abu Dawud, Nasa’i Ibnu Majah, Ahmad dan al-Hakim).

Para sahabat bertanya: “ya Rasulullah bagaimana shalawat kami atasmu akan disampaikan padamu, sedangkan nanti engkau telah melebur dengan tanah?” Rasulullah menjawab: “sesungguhnya Allah mengharamkan bumi memakan jasad para nabi.” (HR. Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah, Ahmad dan al-hakim dengan sanad yang shahih).

Memperbanyak shalawat untuk nabi SAW pada hari Jumat (sayyidul ayam) menunjukkan kemuliaan pribadi beliau nabi Muhammad sebagai seorang sayyidul anam (pemimpin manusia). Shalawat termasuk salah satu ibadah yang paling utama. Apalagi diamalkan pada hari Jumat, akan jauh lebih utama dari pada diamalkan pada hari selainnya. Karena hari Jumat memiliki keistimewaan dibandingkan hari yang lain. Dan melaksanakan amal yang utama pada waktu yang utama adalah lebih baik dan lebih bagus.

Kenapa kita disunnahkan memperbanyak membaca shalawat kepada nabi Muhammad SAW? Ada banyak sekali dalil sebagai jawaban pertanyaan di atas. Salah satu jawabannya yakni mensyukuri nikman iman dan islam kita. Kita tahu bersama bahwa setiap kebaikan yang diperoleh seorang hamba dalam urusan agama adalah berkat jasa nabi Muhammad. Beliau telah berjuang dengan sungguh-sungguh untuk mendakwahkan dan menyebarkan Islam. Berkat kerja keras beliau, Islam bisa sampai kepada kita. Maka sebagai bentuk syukur dan terima kasih kita kepada nabi SAW. Dalam Al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 56, Allah perintahkan bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW.

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya".

Kapan Memulai Membaca Shalawat ?

Membaca shalawat untuk nabi Muhammad pada hari Jumat bisa dimulai sejak malam harinya (malam Jumat). Hal ini berdasarkan pada hadits Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أكثروا الصلاة علي يوم الجمعة وليلة الجمعة فمن صلى علي صلاة صلى الله عليه عشرا
"Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jumat dan malam Jumat. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali saya Allah bershalawat kepadanya 10 kali“. (HR Al Baihaqi dalam al-Sunan kubra).

Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad hasan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tak seorangpun yang mengucapkan salam kepadaku melainkan Allah mengembalikan ruhku kepadaku hingga aku menjawab salam. "(HR. Abu Dawud, disahkan an Nawawi dalam ar-Riyadl as-Shalihin).

Beberapa Shalawat Yang Dianjurkan

Diantara bentuk shalawat terbaik adalah yang terdapat dalam shahihain, dari Ka'b bin Ujrah RA, ia berkata: Nabi SAW keluar menemui kami, lalu kami berkata: "ya Rasulullah kami telah mengetahui bagaimana kami memberi salam kepadamu, maka bagaimana kami bershalawat atasmu?" Beliau menjawab: "ucapkanlah".

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
“Ya Allah sampaikanlah shalawat atas nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah sampaikan shalawat atas nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi maha agung ya Allah, berilah keberkahan kepada nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau dzat yang maha terpuji lagi maha agung". (HR Bukhari & Muslim)

Dalam hadis yang lain dijelaskan, “Barangsiapa pada hari Jumat membaca shalawat kepadaku 80 kali maka Allah akan mengampuni dosanya selama 80 tahun”. Dalam kitab Ihya Ulumiddin tercantum sebuah hadist tentang para sahabat bertanya bagaimana cara membaca shalawat kepada engkau ya Rasul? Lalu Rasulullah bersabda: Bacalah.

اَللَّــهُمَّ صَلِّ عَـلـٰى سَـيِّـدِنَـا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَـبِـيِّكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِى الْأُمِّـى وَعَــلـٰى أَلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسِلِّـمْ
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad saw, hamba-Mu, nabi-Mu, dan utusan-Mu yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis) serta limpahkan kepada keluarganya dan sahabatnya, juga limpahkan salam atas mereka”.

Shalawat al-Ummi di atas, disebutkan pula oleh Ali Ridha bin Abdillah dalam kitabnya Majmu’ al-Rasa-il al-Haditsiyah. Beliau mengungkapkan bahwa barangsiapa saja yang membaca shalawat al-Ummi ini sebanyak lima ratus kali (500x), maka dia tak akan meninggal sebelum bertemu Rasulullah Saw dalam keadaan terjaga.

Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumiddin juga mengatakan bahwa siapa saja yang membaca shalawat ini sebanyak tujuh kali selama tujuh hari Jumat, maka dia akan mendapatkan syafaat Nabi SAW kelak di hari kiamat nanti. Shalawat ini juga disebutkan oleh Syaikh Yusuf bin Ismail bin Yusuf al-Nabhani dalam kitab Jami’us Shalawat wa Majma’us Sa’adat.

Adapun yang dimaksud shalawat Imam al-Ghazali ini adalah sebagai berikut;

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَكُوْنُ لَكَ رِضَاءً وَلِحَقِّهِ أَدَاءً وَأَعْطِهِ الْوَسِيْلَةَ وَابْعَثْهُ الْمَقَامَ الْمَحْمُوْدَ الَّذِيْ وَعَدْتَه وَاجْزِهِ عَنَّا مَاهُوَ أَهْلُهُ وَاجْزِهِ أَفْضَلَ مَا جَازَيْتَ نَبِيّا عَنْ أُمَّتِهِ وَصَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَ الصَّالِحِيْنَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن
“Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, rahmat yang menjadi keridaan bagiMu dan penunaian hak baginya. Anugerahkanlah kepadanya wasilah dan berilah dia kedudukan yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan kepadanya. Balaskanlah baginya dari kami sebagaimana yang layak baginya, dan balaskanlah kepadanya dengan sebaik- baik pembalasan yang Engkau balaskan dari seorang Nabi untuk umatnya. Dan limpahkanlah rahmat kepadanya dan kepada semua saudara-saudaranya dari kalangan para nabi dan dari kalangan orang-orang saleh, wahai yang paling Penyayang di antara para penyayang”.
Gambar Produk

Gambar Produk

Gambar Produk

Gambar Produk

Gambar Produk

Artikel ini ditulis oleh:

Muhammad Alfiyan Dzulfikar
Alumni Ponpes Lirboyo Al-Mahrusiyah dan Mahasiswa Pascasarjana UNUSIA Jakarta.