Pojok PanturaPojok Pantura

Tradisi Perayaan Maulid dan Kondisi Saat Nabi SAW Dilahirkan

 Tradisi Perayaan Maulid dan Kondisi Saat Nabi SAW Dilahirkan | perayaan maulid nabi SAW di berbagai tempat, diisi dengan mengungkapkan sanjungan, pujian kebahagiaan dan rasa syukur atas lahirnya sang nabi SAW | Pojok Pantura

Pojok Pantura | PojokPantura.Com - Bulan ketiga dalam penanggalan tahun Hijriyah adalah bulan Rabiul Awwal atau biasa disebut dengan bulan maulid. Dalam bulan rabiul awal tepatnya malam Senin 12 Rabi'ul Awwal, Muhammad Rasulullah SAW dilahirkan. Makanya kita sejujurnya harus bersyukur kepada Allah, karena telah diberi kesempatan untuk dapat merayakan maulid nabi SAW, betapapun di tengah pandemic yang belum hilang ini.

Banyak amalan yang dilakukan kaum muslimin berkaitan dengan hari kelahiran Baginda Rasulullah. Memang tidak ada amalan yang secara khusus yang dianjurkan dikerjakan pada bulan Rabi’ul Awwal. Namun secara umum kaum muslimin dianjurkan untuk banyak melakukan amalan kebajikan baik berupa ibadah puasa dan tentunya shalawat untuk Rasulullah.

Bershalawat di sini dimaksudkan sebagai rasa syukur atas lahirnya sang suri tauladan kaum muslimin di seluruh dunia pada bulan ini. Dalam perwujudan rasa syukur itu banyak kaum muslimin yang mengadakan berbagai acara peringatan hari lahirnya nabi SAW. Mereka berkumpul di masjid, mushola atau tempat yang lain yang kemudian membaca al-Qur’an, membaca shalawat dan membaca hadist nabi SAW. Selain itu, kaum muslimin pun banyak yang membaca sirah nabi dalam kitab ad-Diba’, Barzanji, Burdah dan lain sebagainya.

Tradisi maulid memang sebenarnya merupakan hal baru/bid’ah. (tidak dilakukan pada zaman nabi SAW). Betapapun bid’ah, namun perayaan maulid nabi SAW yang di berbagai tempat, diisi dengan mengungkapkan sanjungan, pujian kebahagiaan dan rasa syukur atas lahirnya sang nabi SAW. Hal tersebut juga sebenarnya pernah dilakukan para sahabat kepada nabi SAW semasa hidupnya. Oleh sebab itu jika perayaan maulidan dianggap bid’ah, maka termasuk bid’ah Hasanah. Maka bagi orang yang merayakannya akan mendapatkan pahala.

Kondisi Saat Nabi SAW Dilahirkan

Nabi Muhammad terlahir dari ibu bernama sayyidah Aminah dan bapak bernama Sayyid Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Rasulullah dilahirkan ke dunia pada hari senin tepatnya malam Senin menjelang fajar subuh, tanggal 12 Rabiul Awal tahun 570 Masehi.

Allah SWT menjaga nabi SAW mulai sejak dalam kandungan ibunya.

Umumnya perempuan yang mengandung, pasti mengalami susah dan kesulitan dalam segala hal. Namun sayyidah Aminah ibunda nabi tidak mengalami hal itu. Bahkan ketika Aminah melahirkan nabi SAW pun tidak mengalami rasa sakit. Rasulullah terlahir ke dunia sudah dalam keadaan bersih, sudah dikhitan, sudah terpotong tali pusarnya, harum seperti memakai minyak wangi, sudah memakai celak dan dalam posisi sujud kepada Allah.

Konon, sebelum kelahiran nabi SAW, syaitan dan jin bebas berlalu-lalang ke langit untuk mengintip dan mencuri dengar pembicaraan para malaikat yang kemudian mereka sampaikan kepada para tokoh penganut ilmu hitam dan yang menghamba kepada jin. Namun pada saat kelahiran Rasulullah, jin dan setan tidak berdaya untuk naik dan masuk pintu langit lagi. Tak pelak, mereka langsung melapor ke iblis, pimpinannya. Dan setelah mereka mencari tahu ke seluruh penjuru dunia tentang hal yang terjadi pada saat itu, ternyata di Mekah telah lahir nabi kekasih Allah yang diutus untuk menunjukkan semua umat ke jalannya Allah.

Ketika Rasulullah lahir ke dunia, suasana saat itu tenang, angin tak berhembus dan tak ada suara-suara binatang malam itu. Nur Muhammad memenuhi tanah haram hingga ke tanah Syam. Banyak kejadian yang luar biasa pada menjelang dan detik-detik lahirnya nabi akhir zaman.

Diriwayatkan telah berkata Abdul Muthalib, pada saat itu (kelahiran nabi), aku sedang berada di dalam ka’bah yang dikelilingi ratusan berhala dengan berbagai bentuk. Kemudian semua berhala itu terjatuh dari tempatnya dalam posisi bersujud kepada Allah dan aku mendengar suara dari dinding Ka'bah yang suaranya berbunyi,

ولد النبي المختر الذى يهلك بيده الكفار ويطهرنى من هذه الاصنام ويأمر بعبادة الملك العلام
“Telah lahir nabi pilihan, di tangannya orang-orang kafir dihancurkan dan membersihkan aku dari berhala-berhala ini dan memerintahkan untuk menyembah Dzat yang merajai alam ".

Setelah lahir ke dunia, selama beberapa hari Rasulullah disusui oleh ibundanya yakni sayyidah Aminah. Kemudian disusui oleh Tsuwaibah, seorang wanita hamba sahaya yang dimerdekakan oleh Abu Lahab karena telah memberi kabar bahagia yakni kelahirannya sang keponakan, Muhammad Rasulullah.