Pojok PanturaPojok Pantura

Anggota Geng Motor Sumenep Pilih Taubat Dengan Ikut Ansor-Banser

Mas Popa
 Anggota Geng Motor Sumenep Pilih Taubat Dengan Ikut Ansor-Banser | seorang pria anggota geng motor dari Sumenep Madura ini meninggalkan dunia kelamnya dan memilih bertaubat | Pojok Pantura
PojokPantura.Com, Nasional -

Berawal dari ajakan teman untuk ikut Pelatihan Kader Dasar (PKD) Ansor pada tahun 2018 lalu, seorang pria anggota geng motor dari Sumenep Madura ini meninggalkan dunia kelamnya dan memilih bertaubat.

Pasalnya, pria bernama Mukid (28) ini, dalam pengakuannya mengatakan bahwa dulu kesehariannya saat menjadi anggota geng motor, ia sering tawuran, mabuk-mabukan dan bergaul dengan komplotan pencuri bukanlah hal yang asing baginya.

“Segala sisi kehidupan kelam pernah saya lalui. Toh, walaupun keberadaan saya disitu tidak untuk ikut-ikutan mencuri atau hal buruk lainnya,” ujar Mukid dilansir dari NU Online Jatim.

“Intinya segala perbuatan yang dianggap tidak lumrah oleh masyarakat sudah pernah saya lakukan. Ya, mungkin teman-teman semua pasti tahu lah bagaimana saya di masa lalu,” tambah pria asal Dusun Tambak, Desa Gingging, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep ini.

Namun, sejak bergabung dengan Gerakan Pemuda (GP) Ansor 3 tahun silam, semua masa-masa kelam itu ia tinggalkan secara perlahan. Bahkan, ia mengaku senang ikut aktif dalam organisasi kepemudaan di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) itu.

“Sejak bergabung dengan Ansor, lambat laun kehidupan kelam saya tinggalkan. Aktivitas keseharian saya akhirnya banyak disibukkan dengan kegiatan-kegiatan ke-Ansoran, yang justru hal ini menyempitkan waktu saya untuk bertemu kawan-kawan di masa lalu,” ujarnya.

Diketahui, Mukid sekarang menjabat sebagai Wakil Sekretaris 3 Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Bluto ini pun mengungkapkan, setelah berkhidmat di GP Ansor, dirinya merasa lebih senang dan nyaman dalam menjalani hidupnya. Hal ini justru sangat berbanding terbalik dengan kehidupannya di masa lalu yang penuh dengan huru hara, kekhawatiran dan amarah.

“Ya, bagaimana hidup menjadi tidak tenang, wong dalam keseharian banyak dilalui dengan tawuran dan mabuk-mabukan (konsumsi miras). Yang justru hal ini menyemai permusuhan dengan kelompok-kelompok tertentu,” tuturnya.

Mukid juga mengaku telah mengikuti proses kaderisasi tingkat pertama GP Ansor tersebut hingga dua kali. Tidak hanya itu, untuk semakin memperdalam pengetahuan dan menambah wawasannya sebagai bekal dalam berkhidmat kepada NU, pada awal 2019 lalu ia juga ikut Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serbaguna (Banser).

“Sejak mengikuti PKD tersebut, saya mulai banyak mengetahui tentang Ansor dan hal lain yang berkaitan dengannya. Sejak itu pula saya sadar, bahwa saya harus berubah dan menjadi lebih baik lagi,” katanya kemudian.

Kepala Sekretariat dan Markas (Kasetma) Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon) Banser Bluto ini berpesan, agar ikhlas dalam berkhidmat di GP Ansor. Selain itu, hendaknya setiap kader dapat membangun jalinan emosional yang kuat dengan kader lain.

“Hal tersebut dimaksudkan agar dalam menggerakkan organisasi terbangun rasa nyaman, yang pada akhirnya hal ini juga berpengaruh atas keberlangsungan organisasi agar berjalan dengan lancar dan aman tanpa terjadi chaos atau konflik,” pungkasnya.

Terkait Ansor: Dihadiri Presiden Secara Virtual, GP. Ansor Gelar Konbes Ke-XXIII di Sulawesi Utara

Saat ini, ia beraktivitas dengan nyaman di desanya, dengan menjual madu yang ia dapatkan dengan mendatangi sarang lebah secara langsung, serta menyediakan jasa sewa sound system untuk hajatan masyarakat.