Pojok PanturaPojok Pantura

Angka Kelahiran Diprediksi akan Melonjak Setelah Pandemi, Berikut Adab Memberi Nama Bayi

 Angka Kelahiran Diprediksi akan Melonjak Setelah Pandemi, Berikut Adab Memberi Nama Bayi | Memberikan nama yang baik itu suatu kewajiban bagi orang tua, pemberian nama bagi anak juga berarti mendoakan orang tua dan anak itu sendiri | Pojok Pantura

Banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pandemi. Selain angka kematian yang terus meningkat karena pandemic virus Corona, dampak lain yang diprediksi akan muncul kira-kira 5-7 bulan kedepan adalah melonjaknya angka kelahiran bayi di Indonesia. Salah satu sebab dari melonjaknya angka kelahiran bakal naik yakni, masyarakat (suami-istri) yang mengkarantina diri di rumah selama pandemic dan mungkin minimnya penyuluhan edukasi KB oleh petugas BKKBN selama pandemic.

Prediksi dari Ikatan Dokter Indonesia yang dikemukakan saat diskusi virtual pertengahan Mei lalu adalah “angka kelahiran tidak direncanakan naik 100-200 persen. Perlu diketahui dalam kondisi normal, di Indonesia pertahun ada sekitar 5 juta kelahiran”. Berarti jika sesuai prediksi, akan ada sekitar 50 juta ibu yang melahirkan anaknya di Indonesia. Bagi sebagian orang tua mungkin ini menjadi beban, karena memang tidak direncanakan. Tetapi bagi sebagian orang tua mungkin ini adalah kabar gembira dan berkah bagi keluarganya.

Nah, tulisan ini bertujuan untuk menyambut bayi-bayi yang akan lahir ke dunia dengan memberikan wawasan kepada orang tua seputar adab pemberian nama bayi, baik nama-nama yang dianjurkan maupun nama-nama yang tidak diperbolehkan dan waktu yang baik untuk pemberian nama bayi.

Di samping memberikan nama yang baik itu suatu kewajiban bagi orang tua, pemberian nama bagi anak juga berarti mendoakan orang tua dan anak itu sendiri. Abu Laits Assamarqondi dalam kitabnya Tanbih al-ghafilin menulis tentang kewajiban orang tua terhadap anak sesuai dengan hadist dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda “ Hak anak yang harus dilaksanakan Orang tua ada 3, memilih nama yang baik ketika lahir, mengajari kitab Allah dan menikahkan ketika dewasa”.

Berikut nama yang dianjurkan untuk bayi yang baik menurut Islam

1. Nama Abdullah atau Abdurrahman

Dalam Kitab Shahih Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu dari Nabi SAW bersabda;

إِنَّ أَحَبَّ أَسمَائِكُمْ إِلَى اللَّهِ عَبدُاللَّهِ وَ عَبدُ الرَّحْمَنِ

“Sesungguhnya nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.” (HR. Muslim no. 2132)

2. Nama-nama yang bersifat penghambaan diri dari nama Allah

Nama-nama yang dianjurkan Islam adalah nama yang menunjukkan penghambaan diri terhadap salah satu dari nama-nama Allah ‘Azza wa Jalla. Misalnya Abdul Malik, Abdul Basyir, Abdul ‘Aziz, Abdullah (Hamba Allah) dan lain-lain

3. Diambil dari Nama Nabi atau orang-orang soleh

Dari al-Mughirah bin Syu’bah radhiallahu ‘anhu dari nabi SAW bersabda, “Mereka dahulu suka memakai nama para nabi dan orang-orang shalih yang hidup sebelum mereka.” (HR. Muslim no. 2135) Nabi SAW pernah menamakan anaknya dengan nama Ibrahim. Nama juga pernah memberikan kepada anak sulung Abu Musa Abdullah bin Salaam dengan nama Yusuf.

4. Pemberian nama yang dinasab kepada ayahnya

Dari Abu Darda’ bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إنكم تُدعون يوم القيامة بأسمائكم وأسماء آبائكم فأحسنوا أسماءكم

“Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian.” (HR. Abu Dawud)

Berikut ini pemberian nama-nama bayi yang tidak diperbolehkan menurut Islam

1. Tidak boleh memberikan nama yang artinya penghambaan kepada selain Allah

Hal ini tentu diharamkan. Seperti contoh Abdul Uzza artinya Hambanya Al-Uzza atau berhala, Abdus Syamsu artinya hambanya matahari, Abdul Ka’bah artinya hambanya Ka’bah

2. Tidak boleh memberikan nama yang mengandung Pujian Diri Sendiri

Memilih nama tidak mengandung pujian untuk diri sendiri, karena itu perbuatan sombong. Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya nama yang paling dibenci oleh Allah adalah seseorang yang bernama Malakul Amlak (raja diraja). (HR. Bukhori dan Muslim)

3. Tidak boleh memberikan nama yang artinya buruk dan mencela diri sendiri

Hal ini akan berdampak buruk bagi si anak. Mungkin nanti akan diejek atau dibully oleh teman-temannya. Bisa juga si anak nanti berperilaku atau mempunyai sifat seperti namanya, karena nama diyakini mengandung doa dan harapan. Nama-nama yang tidak diperbolehkan seperti contoh Harb artinya perang, murrah = pahit atau Wati artinya bersetubuh

4. Tidak boleh memberikan nama yang artinya setan atau jin

Hal ini tidak diperbolehkan karena setan atau jin adalah musuh umat Islam dan makhluk yang mendurhakai Allah. Nama-nama itu semisal Zaqwan/Zaquan artinya anak jin, Qistina/Kistina artinya penghulu jin, Walhan dan Honzab artinya setan yang suka mengganggu saat salat, Khobaaits dan Khubuts artinya nama setan yang mengganggu di kamar mandi, Ghilan atau Ghul artinya setan yang suka menakuti.

Baca Juga: Menikah Jangan Menunggu Kaya

Waktu yang dianjurkan untuk memberi nama bayi

Imam Nawawi dalam kitabnya al-Adzkar sebagai berikut.

السنة أن يسمى المولود اليوم السابع من ولادته أو يوم الولادة فأما استحبابه يوم السابع، فلما رويناه في كتاب الترمذي عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده أن النبي صلى الله عليه وسلم أمر بتسمية المولود في يوم سابعه

“Adalah sunah menamai anak pada hari ketujuh terhitung dari hari kelahiran. Adapun dalilnya ialah riwayat al-Tirmidzi yang bersumber dari Amar bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya, bahwasanya Nabi SAW memerintahkan untuk menamai anak pada hari ketujuh.”

Pendapat Imam Nawawi sesuai dengan hadist riwayat Imam Nasai dan Abu Daud dari Samurah bin Jundub, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

كلُّ غُلَامٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذبَحُ عَنهُ يَومَ سَابِعِهِ وَ يُحلَقُ رَأْسُهُ وَ يُسَمَّى

“Setiap bayi tergadai dengan akikahnya, hewan disembelih pada hari ke tujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama pada hari itu juga.”

Gambar Produk

Gambar Produk

Gambar Produk

Gambar Produk

Gambar Produk