Pojok PanturaPojok Pantura

5 Tips Mengelola Keuangan Setelah Pandemi Covid-19

 5 Tips Mengelola Keuangan Setelah Pandemi Covid-19 | Agama Islam sebenarnya mengajarkan umat Islam untuk mengelola keuangan pribadi dengan baik sesuai Al-Quran dan Hadist | Pojok Pantura

Sejak pengumuman kasus pertama virus Corona di Indonesia pada awal Maret 2020 membuat sebagian masyarakat, khususnya kelas menengah khawatir tertular lalu mengurangi hampir semua aktifitasnya di luar rumah. Mulai dari aktifitas kerja, sekolah bahkan beribadah mereka lakukan dirumah. Beberapa himbauan pemerintah seperti stay at home, social distancing, Work form home sampai yang terakhir jangan mudik saat lebaran membuat masyarakat belum bisa melakukan aktifitas normalnya.

Dampak paling nyata yang dirasakan masyarakat pada umumnya adalah dampak ekonomi. Semua lapisan masyarakat merasakannya. Pengusaha kehilangan omset penjualan yang besar. Karyawan banyak sekali yang dirumahkan, bahkan banyak juga di PHK yang itu semua menjadikan sebab berkurangnya dan menghilangnya pemasukan keuangan.

Makanya banyak kalangan yang menganjurkan untuk mengendorkan kekhawatirannya terhadap wabah ini agar dampak social_ekonomi memperburuk situasi. Presiden Jokowi juga menganjurkan untuk berdamai dengan Corona supaya masyarakat dengan segera mulai membangun kembali kehidupannya setelah 3 bulan terkena dampak pandemi.

Dalam tulisan ini, saya tidak akan membahas tentang dampak resesi ekonomi yang timbul akibat pandemic covid-19. Tetapi yang akan saya bahas adalah bagaimana mengambil hikmah dari pandemic ini dalam hal pengelolaan keuangan. Terkadang kita menyepelekan pengelolaan keuangan pribadi. Salah satu usaha sederhana untuk mengelola keuangan pribadi adalah menabung dan tidak hidup boros. Hal ini bertujuan agar ketika terjadi situasi buruk yang tidak kita duga dan itu bertahan dalam waktu yang lama seperti keadaan mewabahnya virus Corona ini membuat kita siap dan mampu bertahan hidup.

Agama Islam sebenarnya mengajarkan umat Islam untuk mengelola keuangan pribadi dengan baik sesuai Al-Quran dan Hadist. Namun kita lupa pedoman-pedoman itu atau bahkan menyepelekannya. Untuk mengahadapi situasi buruk seperti saat ini, maka perlu kiranya kita tahu tips-tips untuk mengelola keuangan menurut Islam agar kita siap sedia menerima berbagai situasi. Berikut 5 tips mengelola keuangan.

1. Bekerja dengan cara halal dan jeri payah sendiri

Pondasi dalam mengelola keuangan pribadi adalah bekerja dengan cara yang halal dan jerih payahnya sendiri. Sesuai hadist dari Al-Miqdam radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan yang lebih baik dari makanan yang dihasilkan dari jerih payah tangannya sendiri. Dan sesungguhnya nabi Daud ‘alaihissalam dahulu senantiasa makan dari jerih payahnya sendiri.” (HR. Bukhari, Kitab al-Buyu’, Bab Kasbir Rojuli wa ‘Amalihi Biyadihi II/730 no.2072).

Salah satu pekerjaan atau usaha yang direkomdasikan oleh Rasulullah adalah berdagang Dalam hadist dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إن أطيب الكسب كسب التجار الذي إذا حدثوا لم يكذبوا و إذا ائتمنوا لم يخونوا و إذا وعدوا لم يخلفوا و إذا اشتروا لم يذموا و إذا باعوا لم يطروا و إذا كان عليهم لم يمطلوا و إذا كان لهم لم يعسروا).

“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221)

Penghasilan dari pekerjaan atau usaha yang halal jauh lebih baik dibandingkan dari usaha yang haram. Uang yang berasal dari usaha yang haram atau yang biasa disebut dengan uang haram. Uang haram tidak memililki keberkahan dan tidak dirahmati oleh Allah SWT. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu’ alaihi wa sallam bersabda : “Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Dan dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda : “Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.” (HR. Bukhari)

2. Menabung

Menyisihkan sebagian rezeki atau menabung memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk berjaga-jaga apabila kita mengalami musibah yang membutuhkan biaya banyak. Kita tidak pernah tahu masa depan dan tidak tahu kapan kita akan berada diatas dan kapan kita akan berada dibawah, oleh sebab itu Rasulullah menyarankan agar kita menyisihkan sebagian rezeki atau menabung.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda : “Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.” (HR. Bukhari)

Setidaknya ada 5 manfaat ketika kita mau menabung. Diantaranya adalah mengajarkan kita berhemat, mengajarkan kita menghargai, mengajarkan kita mengatur uang, mengajarkan kita mandiri dan mengajarkan kita tepat janji.

3. Hindari berhutang

Disaat darurat, berhutang terkadang menjadi satu-satunya jalan alternative. Dalam Islam tidak dianjurkan untuk berhutang apabila tidak benar-benar dalam keadaan membutuhkan dan mendesak. Namun, jika memang terpaksa berhutang, maka orang yang berhutang berkewajiban untuk mengembalikan uang yang dipinjamnya.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallaahu ‘anhaa, bahwasanya dia mengabarkan, “Dulu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa di shalatnya:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ

“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari azab kubur, dari fitnah Al-Masiih Ad-Dajjaal dan dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian. Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari hal-hal yang menyebabkan dosa dan dari berhutang“

4. Perbanyak sedekah

Sedekah atau menginfakkan harta menurut Islam tidak akan membuat harta yang dimiliki menjadi berkurang atau habis. Justru, salah satu keutamaan bersedekah menurut Islamadalah menambah rezeki, karena Allah akan membukakan pintu rezeki yang selebar-lebarnya kepada orang yang senantiasa bersedekah dijalan Allah.

Allah berfirman dalam (QS. Al-Baqarah ayat 261) :

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: Perumpamaan orang -orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai:tumbuh seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Baca Juga: Durian Antibakteri

5. Tidak boros

Dalam Islam, sikap boros tidaklah dianjurkan, karena hal tersebut bukan termasuk dalam kebaikan. Orang yang senantiasa bersikap boros tidak akan bisa menyisihkan sebagian rezeki yang didapatnya, dan sesungguhnya orang-orang yang seperti itu termasuk kedalam orang yang merugi.

Dalam QS. Al-Isra’ ayat 26-27 Allah berfirman : “Dan berikanlah haknya kepda kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhan-Nya.”

Gambar Produk

Gambar Produk

Gambar Produk

Gambar Produk

Gambar Produk