Pojok PanturaPojok Pantura

Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Penggunaan Boneka Jari Pada Kegiatan Bercerita

Mas Popa
 Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Penggunaan Boneka Jari Pada Kegiatan Bercerita |  | Pojok Pantura

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI PENGGUNAAN BONEKA JARI PADA KEGIATAN BERCERITA DI KELAS B TK KUNCUP MEKAR DESA KUWU KEC. DEMPET KAB. DEMAK


Disusun Oleh :

 

SULISTIYANI


 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pendidikan yang baik hendaknya dimulai sejak masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak merupakan periode emas perumbuhan di mana pada masa itu otak anak berkembang dengan sangat pesat. Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua.1 Anak-anak usia dini berada pada masa keemasan (golden age). Masa ini disebut masa keemasan sebab pada usia dini terjadi perkembangan yang sangat menakjubkan dan terbaik. Perkembangan yang menakjubkan tersebut mencakup perkembangan fisik dan psikis. 2

Dalam Undang-undang Nomer 23 tahun 2003 (dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, 2009: 1) tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Angka 14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Pendidikan anak usia dini dibagi dalam tiga jalur, yaitu jalur formal meliputi Taman Kanak-kanak (TK) dan bentuk lain yang sederajjat; jalur non formal meliputi Taman Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), dan bentuk lain yang sederajat; serta jalur informal yaitu keluarga. Dalam hal ini penulis menitikberatkan pada jalur non formal yaitu Taman Kanak-kanak.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 58 tahun 2009 dijelaskan bahwa Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun dan berfungsi untuk mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak, mengenalkan anak pada dunia sekitar, menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak serta menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.

Bahasa adalah sesuatu yang digunakan untuk berkomunikasi, untuk mengungkapkan keinginan, mengungkapkan emosi, dan untuk mendapatkan informasi. 3 Dengan hal tersebut, program pengembangan bahasa di Taman Kanak-kanak bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk berbahasa dengan baik dan benar. Aspek dalam pengembangan bahasa anak usia dini meliputi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Maka untuk mengembangkan keterampilan bahasa dibutuhkan metode yang menuntut anak untuk terlibat aktif di dalamnya. Dalam hal ini penulis menggunakan metode bercerita.

Dari observasi yang dilakukan di TK KUNCUP MEKAR pada Kelompok B, saat anak diminta untuk menceritakan pengalaman atau kejadian yang dilaluinya, ada 8 dari 12 anak yang tidak mampu menceritakan pengalaman atau kejadian itu secara urut dan runtut. Selain itu anak juga belum mampu untuk menjawab dan menceritakan kembali isi cerita yang telah disampaikan oleh guru. Kemampuan anak untuk menjawab pertanyaan dari guru atau menceritakan kembali isi cerita yang dibawakan oleh guru sebagian besar belum mampu menjabarkannya dengan benar. Anak hanya bisa mengungkapkan satu atau dua kata saja, bukan berupa kalimat. Hal itu disebabkan karena kurangnya bahan yang akan diceritakannya. Selain itu, anak sering lupa dengan kalimat apa yang diucapkan guru saat bercerita. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan bicara anak Kolompok B di TK KUNCUP MEKAR belum berkembang secara optimal.

Permasalahan tersebut di atas tidak terlepas dari penggunaan metode dan media yang kurang tepat dalam mengembangkan keterampilan berbicara. Mediayang digunakan kurang menarik bagi anak. Dalam pengembangan keterampilan bahasa, akan lebih efektif jika anak menggunakan media yang tepat. Selain itu, anak juga membutuhkan media yang merangsang dan mengingat kembali cerita yang dibawakan oleh guru. Dengan begitu anak mempunyai banyak bahan untuk diceritakan kembali. Sebenarnya ada banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak diantaranya yaitu dengan mediaboneka jari.

 

Media boneka Jari merupakkan media yang sangat menarik bagi anak. Selain itu boneka Jari juga bisa langsung digunakan untuk anak saat bercerita. Boneka Jari ini dapat digunakan untuk memerankan suatu tokoh atau cerita. Pada saat anak meceritakan kembali cerita yang dibawakan oleh guru, boneka Jari ini dapat merangsang dan dapat membantu mengingat kembali apa yang diceritakan oleh guru sebelumnya. Penggunaan media yang digunakan di sekolah tentunya karena memiliki fungsi yang dapat menunjang pembelajaran.4 Maka dari itu penulis mengambil judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Penggunaan Boneka Jari pada Kegiatan Bercerita Tema Keluargaku di Kelas B TK KUNCUP MEKAR Desa Kuwu Kec. Dempet Kab. Demak

B.     Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah berkaitan dengan kemampuan bahasa yang rendah pada anak-anak di kelompok usia tertentu yaitu terdapat kesulitan dalam penguasaan kosa kata, struktur kalimat, atau ekspresi verbal mereka.Anak-anak mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide atau cerita mereka dengan jelas dan terstruktur. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam berkomunikasi secara efektif.Ada kemungkinan bahwa anak-anak kurang tertarik atau termotivasi untuk terlibat dalam kegiatan bercerita. Ini dapat mempengaruhi keterlibatan mereka dalam proses belajar dan pengembangan bahasa.

Kegiatan pembelajaran belum memanfaatkan metode atau alat yang tepat untuk merangsang pengembangan bahasa anak-anak. Penggunaan boneka Jari baru sebatas konsep dan belum terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan bahasa. Anak-anak mengalami kesulitan dalam mengikuti alur cerita atau memahami narasi. Hal ini dapat mempengaruhi pemahaman mereka terhadap bahasa yang digunakan dalam konteks cerita. Kurangnya interaksi yang merangsang antara anak-anak dalam kegiatan bercerita. Hal ini bisa menghambat perkembangan kemampuan berbahasa mereka. Peran orang tua atau pengasuh dalam mendukung pengembangan bahasa anak belum optimal. Mereka belum terlibat secara aktif dalam kegiatan yang memperkaya bahasa anak di rumah.

 

C.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan tiga pokok masalah yang dituangkan dalam tiga pertanyaan berikut ini.

1.      Bagaimana tingkat kemampuan berbahasa anak di kelas B TK KUNCUP MEKAR  sebelum menggunakan media boneka Jari?

2.      Bagaimana penerapan kegiatan bercerita menggunakan media boneka Jari di kelas B TK KUNCUP MEKAR?

3.      Bagaimana tingkat kemampuan berbahasa anak di kelas B TK KUNCUP MEKAR setelah menggunakan media boneka Jari?

D.    Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka terdapat beberapa tujuan penelitian yang ingin di capai oleh peneliti. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui.

1.      Kemampuan berbahasa anak di kelas B TK KUNCUP MEKAR sebelum menggunakan media boneka Jari

2.      Penerapan kegiatan bercerita menggunakan media boneka Jari di kelas B TK KUNCUP MEKAR

3.      Kemampuan berbahasa anak di kelas B TK KUNCUP MEKAR setelah menggunakan media boneka Jari

 

E.     Manfaat Penelitian

1.      Teoritis

Manfaat teoritis: sebagai referensi penelitian di bidang pendidikan anak usia dini, khususnya mengembangkan kemampuan bahasa anak menggunakan media pembelajaran boneka Jari.

2.      Praktis

a.      Untuk Lembaga Tempat Penelitian

1)       Memberikan motivasi yang baik untuk pendidik dalam melakukan kegiatan peningkatan kemampuan berbicara anak

2)       Masyarakat lebih percaya serta mendukung sekolah karena mutu pendidikannya sangat baik.

b.      Untuk Tenaga Pendidik

1)       Memperkaya teknik dan strategi dalam pembelajaran kemampuan berbicara untuk anak

2)       Menciptakan kegiatan pembelajaran kemampuan berbicara dengan cara yang tidak membosankan

c.       Untuk Siswa

1)       Meningkatkan kemampuan berbicara untuk anak

2)       Menumbuhkan minat dan kreativitas yang baru dalam meningkatkan kemampuan berbicara dengan cara yang menyenangkan

d.      Untuk Orangtua

1)       Menambah pengetahuan orang tua dalam memotivasi anak dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak

e.       Untuk Peneliti Selanjutnya

Diharapkan memberikan jalan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian ulang serta menjadi bahan kajian lebih lanjut dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak dengan menggunakan media yang lebih baik

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan metode observasi, dan catatan lapangan.

Metode Observasi adalah suatu teknik mengumpulkan data yang di lakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Metode Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, diamati dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan teknik analisis kompratif dan teknis analisis interaktif. Data kemampuan berbahasa dianalisis menggunakan analisis komparatif, sedangkan data penggunaan metode bercerita menggunakan boneka menggunakan analisis interaktif.

B.     Subyek, tempat dan waktu penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelas B TK KUNCUP MEKAR Desa Kuwu RT 01 RW 01 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Dengan jumlah siswa kelompok A sebanyak 15 Orang terdiri dari 8 laki-laki dan 7 perempuan,  yang terletak di Desa Kuwu Rt 01 / Rw 01 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023

C.    Prosedur Penelitian

Pelakasanaan Pengajaran menggunakan metode bercerita dengan boneka jari dilakukan dalam setiap siklus, diikuti oleh evaluasi dan refleksi.

 

D.    Indiator Keberhasilan

Kriteria keberhasilan yang digunakan untuk mengukur keterampilan berbicara adalah adanya peningkatan keterampilan berbicara pada anak melalui media gambar berseri. Keberhasilan pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran dengan nilai rata-rata 51-75. Setelah diperoleh nilai dari setiap anak, kemudian interpretsikan pada skala kualifikasi pada tabel 2:

Tabel 2. Kriteria Keberhasilan

 

No

Kriteria

Bobot/Skala

Nilai

1.

BSB

4

76-100

2.

BSH

3

51-75

3.

       MB      

2

26-50

4.

BB

1

0-25

 

Kriteria penilaian yaitu sebagai berikut:

1)       Belum Berkembang (BB), yaitu bila anak tidak mengeluarkan suara atau tidak berbicara sama sekali

2)       Mulai Berkembang (MB), yaitu bila anak sudah mengeluarkan kata meskipun tidak jelas

3)       Berkembang Sesuai Harapan (BSH), yaitu bila anak mampu berbicara dengan kalimat yang panjang meskipun masih terbata-bata

4)       Berkembang Sangat Baaik (BSB), yaitu bila anak sudah mampu berbicara dengan kalimat yang panjang tanpa bantuan dari guru

E.     Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (suharsimi arkunto 2005). Teknik pengumpulan data penelitian tindakan kelas adalah catatan lapangan (observasi) dan dokumentasi.

a.      Observasi

Observasi merupakan pengambilan data untuk menilai sejauh mana efek tindakan mencapai sasaran. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati semua yang terjadi dalam kelas saat terjadi tindakan dengan mencatat hal-hal yang terjadi secara detail mulai dari hal yang terkecil. Mengobservasi juga dapat dilakukan melalui pengelihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan pengecap (suharsimi arkunto 2005).. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (sugiyono 2011). Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan yaitu bisa berupa catatan harian, sejarah kehidupan, atau biografi. Dokumen yang berbentuk gambar yaitu bisa berupa foto, gambar hidup atau sketsa. Dokumen yang berbentuk karya yaitu bisa berupa karya seni yang dapat berbentuk gambar, patung atau film. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan berupa foto saat guru dan anak melakukan kegiatan

pembelajaran meningkatkan keterampilan bahasa anak menggunakan metode bercerita dengan media boneka tangan itu berlangsung didalam kelas.

F.     Instrument penelitian

Dalam teknik obserasi ini, peneliti juga menggunakan instrumen berupa lembar observasi. Pada tabel 1 disajikan kisi-kisi instrumen lembar  observasi keterampilan berbicara.

Tabel 1. Kisi-kisi instrumen Lembar Observasi Keterampilan Berbicara

 

No

Aspek Perkembangan

Indikator Perkembangan

Penilaian

 

1

2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kemampuan bahasa

Mengerti beberapa perintah secara

bersamaan

Anak belum bisa mengerti perintah secara bersamaan

Anak sudah bisa mengerti perintah secara bersamaan

Memahami

aturan selama permainan

Anak belum dapat

memahami aturan selama permainan

Anak sudah dapat

memahami aturan selama permainan

Memahami cerita saat permainan berlangsung

Anak belum dapat memahami cerita saat permainan boneka tangan

berlangsung

Anak sudah dapat memahami cerita saat permainan boneka tangan

berlangsung

Dapat mengulangi kalimat yang dipelajari saat

permainan

Anak belum dapat mengulangi kalimat yang dipelajari saat

permainan

Anak sudah dapat mengulangi kalimat yang dipelajari saat

permainan

Memiliki lebih banyak kata- kata untuk mendeskripsikan cerita

Anak belum dapat mengungkapkan kata-kata baru saat mendeskripsikan cerita

Anak sudah dapat mengungkapkan kata-kata baru saat

mendeskripsikan cerita

 

G.    Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Analisis data juga merupakan rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokkan, sistematisasi, penfsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.

Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan. Menurut Miles & Huberman (1992: 16) analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang

terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.

Berdasarkan dengan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu data kuantitatif yang berbentuk kata- kata dan data kualitatif yang berbentuk angka.

Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur dan jelas dari awal hingga akhir penelitian. Definisi lain menyebutkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran dari data tersebut dan penampilan dari hasilnya. Sementara itu metode kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan secara alamiah. Metode kualitatif juga memiliki prosedur penelitian yang bersifat deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penilaian yang dilakukan untuk mengamati suatu tindakan yang dilakukan peserta didik saat kegiatan bercerita dengan menggunakan media boneka tangan. Untuk menentukan hasil unjuk kerja, maka dapat ditemtukan dengan rumus:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑛𝑎𝑙 x 100

Setelah diperoleh nilai dari semua anak, kemudian di interprestasi pada skala kualifikasi pada tabel 3:

Tabel 3. interprestasi skala kualifikasi

 

No

Kriteria

Bobot/Skala

Nilai

1.

BSB

4

76-100

2.

BSH

3

51-75

3.

MB

2

26-50

4.

BB

1

0-25

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian

Siklus Pertama: Awal penelitian menunjukkan minat siswa terhadap metode baru ini. Namun, kemampuan berbahasa masih belum signifikan meningkat.

Siklus Kedua: Setelah pengulangan metode bercerita dengan boneka jari, terjadi peningkatan minat siswa dan adanya perbaikan dalam ekspresi lisan.

Siklus Ketiga: Terjadi peningkatan yang lebih signifikan pada kemampuan berbicara siswa. Mereka menunjukkan peningkatan dalam kosakata, kelancaran berbicara, dan kemampuan merangkai cerita.

B.     Pembahasan

Metode bercerita dengan boneka jari efektif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Hal ini terbukti dari peningkatan yang konsisten setiap siklus penelitian. Penggunaan boneka jari sebagai alat bantu bercerita meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran bahasa. Mereka terlibat secara aktif dalam kegiatan tersebut. Metode ini berhasil meningkatkan kemampuan berbahasa siswa secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode kreatif dalam pembelajaran berpotensi untuk memperbaiki keterampilan berbahasa siswa.

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN

Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas ini, dapat disimpulkan bahwa metode bercerita menggunakan boneka jari efektif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Terdapat peningkatan yang signifikan dari siklus ke siklus dalam hal minat belajar siswa, kemampuan berbicara, dan penggunaan kosakata. Penggunaan alat bantu seperti boneka jari mampu membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran bahasa dan secara positif mempengaruhi keterampilan mereka dalam merangkai cerita, kelancaran berbicara, dan ekspresi lisan secara keseluruhan.

B.     SARAN

a.       Disarankan untuk memperluas penggunaan metode ini di kelas lain dan dengan rentang usia yang berbeda. Hal ini dapat memberikan gambaran lebih luas tentang efektivitasnya pada berbagai kelompok usia siswa.

b.      Perlu adanya pengembangan lebih lanjut terkait materi cerita yang digunakan. Menghadirkan cerita yang lebih bervariasi dan menarik akan semakin memperkaya pengalaman belajar siswa.

c.       Kolaborasi antara guru bahasa dengan guru-guru mata pelajaran lain dapat memperkaya penggunaan metode ini dalam pengajaran lintas mata pelajaran.

d.      Perlu dilakukan evaluasi terus menerus terhadap efektivitas metode ini. Pengumpulan umpan balik dari siswa, orang tua, dan rekan sejawat akan membantu memperbaiki dan mengembangkan pendekatan ini secara berkelanjutan.

e.       Memberikan pelatihan lanjutan kepada guru-guru terkait penggunaan metode bercerita dengan boneka jari. Hal ini akan membantu mereka dalam mengimplementasikan pendekatan ini secara optimal di kelas.

f.       Studi banding dengan metode pembelajaran bahasa lainnya dapat memberikan pemahaman lebih mendalam tentang keunggulan dan kelebihan metode ini dibandingkan dengan metode lainnya.

 

Saran-saran tersebut diharapkan dapat memperkuat dan meningkatkan penggunaan metode bercerita dengan menggunakan boneka jari dalam meningkatkan kemampuan berbahasa siswa secara berkelanjutan.