Pojok PanturaPojok Pantura

Penerapan Disiplin Positif Pada Anak Di Tk Pertiwi 26-1 Kudaile Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal

Mas Popa
 Penerapan Disiplin Positif Pada Anak Di Tk Pertiwi 26-1 Kudaile Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal |  | Pojok Pantura

Ditulis Oleh: SUNARSIH, S.Pd

I. PENDAHULUAN

Perilaku disiplin merupakan salah satu nilai karakter yang sangat penting untuk ditanamkan pada anak. Perilaku disiplin pada anak usia dini tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi dimulai melalui rutinitas pembiasaan yang dilakukan secara konsisten setiap hari.

Pentingnya penerapan perilaku disiplin pada anak karena kedisiplinan dapat membentuk pribadi yang baik bagi anak. Jika anak dari kecil sudah dididik dengan disiplin pasti ketika anak tumbuh besar, akan terbiasa disiplin dalam keadaan apapun. terhadap perkembangan berikutnya. Oleh sebab itu, keberhasilan anak dalam melewati masa ini akan menjadi pondasi bagi keberhasilan anak tersebut di masa depan.

Tujuan penerapan disiplin pada anak usia dini adalah membentuk anak berkepribadian baik dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku. Sedari dini, orang tua dan guru harus membentuk perilaku disiplin anak pada semua aspek kehidupannya seperti disiplin datang ke sekolah tepat waktu, disiplin membuang sampah pada tempatnya, disiplin merapikan kembali mainan/barang-barang yang telah digunakan ketempat asalnya, dan disiplin mengantri saat mencuci tangan. Menurut Gunarsa (2004: 53),“Mengajarkan nilai disiplin sejak dini dimaksudkan agar lebih mengakar pada anak sehingga akan menjadi suatu kebiasaan”.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada anak-anak kelompok B di TK Pertiwi 26-1 Kudaile tempat saya mengjar untuk penerapan disiplinnya masih kurang dan hal tersebut yang kemudian menjadi acuan saya untuk menerapkan pembelajaran disiplin positif melalui beberapa kegiatan ragam main, hal ini dilatar belakangi dengan terlihat dalam perilaku yang terjadi yaitu;

  1. Masih ada anak yang sering terlambat masuk, jika dilihat waktu dimulainya proses pembelajaran pukul 07.20 wib dan berakhir pukul 10.00 wib. dan sebelum pembelajaran di sekolah kami didahului dengan belajar iqro yang dimulai saat anak masuk ke sekolah langsung melaksanakan kegiatan tersebut sedangkan bagi anak yang terlambat datang ke sekolah akan menghambat teman yang lainnya yang akan masuk waktu pembelajaran.
  2. Masih ada beberapa anak yang tidak membuang sampah pada tempatnya hal tersebut dilakukan juga pada saat di kelas jika sudah makan bungkusnya tidak dibuang pada tempatnya atau bekas kertas kegiatan yang sudah tidak terpakai tetap saja diletakan dimeja,
  3. Masih ada pula anak yang meletakkan alat yang telah digunakan tidak pada tempatnya. Padahal guru sudah menyiapkan tempat sampah dan mengingatkan untuk membuang sampah ke tempat sampah.
  4. Masih ada anak yang bermain tidak dirapikan kembali padahal guru selalu mengingatkan menyimpan mainan ke tempat semula, dan saat kegiatan mencuci tangan sebelum makan.

Hal tersebut juga karena adanya faktor dari lingkungan di sekolah yang yaitu;

  1. Kurangnya pembiasaan yang dapat menstimulasi anak dalam mengembangkan kemampuan disiplinnya melalui penerapan disiplin karena faktor fasilitas penunjang disiplin yang masih kurang maksimal.
  2. Selain itu dari sisi strategi dan media pembelajaran kurang inovatif sehingga anak kurang tertarik mengikuti kegiatan yang mengarahkan penerapan disiplin.

Hal ini juga didukung dari hasil wawancara dengan teman sejawat yang mengatakan bahwa saat anak dikelas sering melakukan tindakan yang tidak disiplin seperti membuang sampah sembarangan, meletakkan alata tulis tidak pada tempatnya, dan lain sebagainya.

Praktik ini dibagikan karena guru merasa banyak rekan guru lain yang mengalami permasalahan yang sama yaitu kemampuan disiplin anak pada pembiasaan setiap harinya di sekolah.

Sehingga diharapkan praktik ini dapat memotivasi dan dapat menjadi referensi bagi rekan-rekan guru lain dalam mengembangkan disiplin positif yang lebih baik lagi pada pembiasaan anak.

II. PEMBAHASAN

Selaras dengan pendapat dari Rosyadi Rahmat (2013:53), menyatakan “ Perilaku disiplin adalah menepati waktu, mamatuhi aturan yang telah disepakati, mencerminkan sikap disiplin dalam kehidupan keluarga, berhubungan dengan ketepatan dan keteraturan kita dalam memanfaatkan waktu, tidak melanggar aturan sesuai kesepakatan” dengan hal tersebut maka disipin adalah merupakan tanggungjawab bersama, guru dan orang tua siswa selaku lingkungn keluarga dirumah dan selaku pendidik yang bertanggungjawab juga atas perkembangan karakter anak yang terbentuk dalam prilaku disiplin maka saya selaku pendidik melakukan pembelajaran yng akan menerapkan disiplin positif kepada anak untuk pembentukan prilaku disiplin yang lebih baik lagi, melakukan proses pembelajaran secara efektif dengan menggunakan metode, media, dan model pembelajaran yang tepat tepat dan inovatif sehingga tujuan dari pembelajaran dan hasil dari belajar anak dapat tercapai sesuai hasil yang diharapkan.

Selain itu bertanggung jawab membuat rancangan pembelajaran yang menarik untuk mengatasi masalah tersebut serta melaksanakan aksi nyata untuk mengatasi masalah yang terjadi.

Tantanngan dalam peaksanaan praktik pembelajaran.

Dari praktik pembelajaran dengan menerapkan disiplin positif melalui beberapa ragam main yang telah dilakukan ada tantangan yang dialami oleh guru adalah:

  • Media yang dapat lebih menjelaskan disiplin positif pada anak. belum dapat dimengerti anak secara jelas.
  • Kemampuan anak yang masih kurang fokusnya anak dalam menerima penjelasan guru mengenai disiplin karena waktu yang terbatas.
  • Media pada digunakan pada salah satu kegiatan ragam main anak masih kesulitan untuk menerapkkannya karena terlalu kecil.

Dan unsur-unsur yang terlibat dalam praktik pembelajaran penerapan disiplin positif pada siswa di TK saya adalah:

  • Anak sebagai subjek pembelajaran,
  • Guru sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran inovatif,
  • Teman sejawat terlibat dalam memberikan masukan dalam perencanaan praktek pembelajaran dan membantu proses perekaman video pembelajaran inovatif,
  • Kepala sekolah sebagai penanggung jawab pelaksanaan pembelajaran inovatif.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu mendesain perencanaan pembelajaran yang menggunakan Pendekatan Saintifik, menyusun jadwal pelaksanaan pembelajaran, memonitor atau memantau proses pelaksanaan pembelajaran, mengevaluasi hasil pelaksanaan pembelajaran, berkoordinasi dengan kepala sekolah terkait sarana dan prasarana yang belum memadai, melakukan wawancara dengan teman sejawat terkait proses pembelajaran yang dilakukan.

Pada pratik pembelajaran strategi yang dilakukan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek. Pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar melalui proyek atau tugas-tugas berbasis masalah yang bermakna (Chen & Hsu, 2018).

Tujuan utama dari pembelajaran berbasis proyek dalam meningkatkan literasi sains siswa adalah untuk membantu siswa memahami konsep sains secara lebih mendalam. Dalam kegiatan proyek siswa belajar melalui proyek atau tugas-tugas berbasis masalah yang bermakna dan relevan dengan dunia nyata. Dalam proyek tersebut, siswa akan belajar tentang penerapan disiplin yang terkait dengan topik . Selain itu, model proyek juga dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas dalam memecahkan masalah, siswa akan terlibat dalam proses berpikir dan menyelesaikan masalah yang kompleks, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa (Hsu et al., 2021). Menurut Iklina & Fadilah (2022) pembelajaran berbasis proyek secara sistematis terbagi menjadi 5 tahap, yaitu:

  • Reflection, Tahap ini bertujuan untuk membawa peserta didik ke dalam konteks masalah dan memberikan inspirasi kepada peserta didik agar dapat segera mulai menyelidiki/ melakukan investigasi. Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan pemantik mengenai permasalahan yang berkaitan dengan disipin positif.
  • Research, tahap ini peserta didik memilih bacaan atau mengumpulkan informasi dari sumber yang relevan, menemukan pemecahan masalah. Pada tahap ini guru meminta peserta didik untuk melakukan pengumpulan informasi melalui penayangan video.
  • Discovery, tahap ini peserta didik diajak oleh guru untuk memperhatikan tahapan tahapan yang akan dilakukan dala kegiatan ragam main yang telah direncanakan.
  • Application, dalam tahap aplikasi, peserta didik mulai melaksanakan kegiatan ragam main dengan mengaplikasikan media yang tersedia dengan arahan yang telah didapat sebelumnya.
  • Communication, tahap ini peserta didik mempresentasikan. Pada langkah ini peserta didik akan menjelaskan mengenai produk yang mereka buat dengan penggunaan sesuai fungsinya panerapan disiplin secara langsung. Langkah ini juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi serta kemampuan untuk menerima dan menerapkan umpan balik yang membangun.

Dalam praktik pembelajaran untuk penerapan disiplin positif guru menggunakan metode pemberian tugas Dengan metode pemberian tugas anak memilih ragam main mana yang akan dilakukan sesuai dengan keinginan anak sehingga anakpun akan merasa senang dan nyaman untuk melaksanakan tugas yang diberikan guru.

Metode pemberian tugas sebagai salah satu pengalaman beljar yang dapat meningkatkan cara belajar yang lebih baik dan memantapakan penguasaan perolehan hasil belajar dalam pngembangan karakter pada anak khususnya penerapan disiplin hal ini sesuai dengan Mulyani dan Permana H(Ramli,2005;68) metode pemberian tugas adalah suatu cara interaksi dengan adanya tugas dari guru yang dikerjakan peserta didik di sekolah maupun dirumah secara perrangan ataupun kelompok.

Proses praktik pembelajaran

Proses pembelajaran yang dilakukan yaitu guru mengenalkan apa itu disiplin dan menayangkan video tentang sikap sikap yang berkaitan dengan penerapan disipin.

Guru memperlihatkan kepada anak bagaimana ruang kelas yang ditempati kemudian menanyakan kepada anak dengan pertanyan pemantik bagaimana kondisi ruang kelas jika dikaitkan dengan penayangan video tadi dan fasilitas apa saja yang dapat menunjang pengmbangan disiplin anak di kelas yang tidak ada, bukan fungsinya dan sudah tidak layak pakai, guru mendemonstrasikan cara melakukan kegiatan, anak di minta untuk melakukan ragam main yang telah disusun;

  1. Membuat fasilitas tempat sampah melalui kegiatan montase dan menyusun huruf menjadi dua kata tempat sampah.
  2. Membuat tempat pensil yang berhias melalui kegiatan kolase.
  3. Membuat tempat hasil kegiatan dengan melalui kegiatan meronce dari kain perca.

Pada kegiatan akhir guru mengulas kegiatan yang telah dilakukan dan menanyakan kembali apa saja yang telah dikerjakn anak kaitannya denngan penerapan disiplin positif.

Uraian kegiatan:

  1. membuat tempat sampah melalui kegiatan montaze
  2. membuat tempat pensil dengan kegiatan kolase
  3. membuat tempat hasil tugas dngan kegiatan meronce.

unsur yang terlibat dalam pembelajaran yang dilakukan adalah

  • anak sebagai subjek pembelajaran
  • guru sebagai fasilitator dan motivator dalam kegiatan pembelajaran
  • teman sejawat terlibat untuk membantu proses kegiatan
  • kepala sekolah sebagai penanggung jawab pelaksanaan pembelajaran

sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi pembelajaran ini adalah dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan diantaranya:

  • Pemakaian kardus dengan ukuran yang disesuaikan fungsinya
  • Macam macam gambar untuk kegiatan montase dan huruf untuk penyusunan kata tempat sampah, kata-kata motivasi, gunting , lem.
  • Macam macam biji-bijian, daun kering, pelepah batang pohon pisang, batu kecil, lem fox
  • Kain perca dengan 3 warna (merah,kuning,biru).

Refleksi

Dampak dari aksi dari langkah langkah yang telah dilakkan dalam prakti penerapan disiplin positif sebagai berikut:

  1. Anak lebih termotivasi karena anak secara langsung dilibatkan dalam pembuatan fasilitas penerapan disiplin melalui ragam main dengan media yang variasi.
  2. Meningkatkan aspek pengembangan dalam agama, moral, sikap prilaku, bahasa, kognitif, motorik halus anak.

Dan pendapat yang telah disampaikan dari bebrapa diantaranya pendapat :

  • kepala sekolah melalui media konkret yang menarik berupa alat penerapan pembelajaran disipli yang menarik ini sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan disiplin positif anak. Selain itu anak-anak terlihat sangat senang dan antusias saat kegiatan pembuatan dan menerapkan fungsi dari alat yang telah dibuat, serta mampu mengikuti instruksi atau arahan dari guru sampai kegiatan selesai.
  • Teman sejawat juga menyampaikan pendapatnya sangat setuju dengan pembelajaran pengembangan displin, selain anak dapat meningkatkan kedsiplinan anak juga dapat mengenal bahwa yang ada disekitar kita yang sudah tidak terpakai dapat digunakan menjadi alat yang jauh lebih bermanfaat, bentuk biji-bijian, daun kering, warna dari kain perca.
  • Respon dari siswa sendiri dalam pembelajaran penerapan disiplin baik dimana mereka merasa puas dan senang dengan apa yang telah dilaksanakan dengan praktek secara langsung mereka menggunakan hasil dari pembelajaran.

Faktor keberhasilan / ketidak berhasilan dari strategi yang dilakukan Fator keberhasiln :

  • Anak mampu melaksanakan ragam main alat penerapan disiplin dengan baik.
  • Anak lebih jelas untuk menerima dan mnerapakan setelah melakukan ragam main melalui metode proyek
  • Media yang digunakan menarik sehingga dalam kegiatan penerapan disiplin anak lebih semangat.

Faktor Kesulitan:

  1. kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran penerapan disiplin yang harus benar benar dapat dimengerti anak mengenai disipin.
  2. Penyediaan media pembelajaran yang sesuai untuk menerapkan disipin positif pada anak yang memerlukan waktu agar lebih manarik dan aman bagi anak.

III. Kesimpulan

Dari praktik pembelajaran penerapan disiplin yang telah dilaksanakan dikelompok B mengenai penerapan disiplin positif pada anak di TK Pertiwi 26-1 Kudaile berhasil, dimana penerapan disiplin positif pada anak berkelanjutan pada sikap pembiasaan anak dengan memberikan fasilitas penerapan disiplin yang nyata yang menarik dan inovatif dengan penggunaan media loose part.

DAFTAR PUSTAKA

Penerapan Pembelajaran Proyek
septianiayutridianti[at]students[dot]unnes[dot]ac[dot]id

Penerapan Prilaku Disiplin Pada Usia Dini
jurnal[dot]untan[dot]ac[dot]id/index[dot]php/jpdpb/article/download/27684/75676577959

Metode Pembelajaran Disiplin Positif
repository[dot]uin-suska[dot]ac[dot]id/31053/1/GABUNGAN%20TESIS%20KECUALI%20BAB%20IV[dot]pdf