Pojok PanturaPojok Pantura

Penggunaan Media Loose Part Untuk Mengenal Lambang Bilangan Pada Anak Usia Dini

Mas Popa
 Penggunaan Media Loose Part Untuk Mengenal Lambang Bilangan Pada Anak Usia Dini |  | Pojok Pantura

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai pada usia enam tahun yang dilakukan dengan memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu anak memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No.20 Tahun 2003, pasal 1 ayat 14 tentang Sisdiknas). Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting dilakukan karena anak pada usia tersebut berada pada masa peka, yaitu masa keemasan dimana pada masa itu anak perlu mendapatkan stimulasi yang tepat agar seluruh aspek perkembangan baik dalam aspek fisik, bahasa, kognitif, sosial emosional maupun moral agama dapat berkembang secara optimal. Kelima aspek perkembangan tersebut tidak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lainnya saling berkaitan.

Salah satu pelajaran yang penting adalah matematika, pembelajaran matematika bagi anak yang diberikan sedari dini akan sangat berpengaruh terhadap kecerdasan logika matematika pada setiap anak atau individu, karena berhitung dalam matematika sering kali dijumpai maupun digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Achmad Achmad & Irmansyah, 2011; Basri, 2018). Dengan demikian perlu adanya pengenalan angka dan lambang bilangan sejak usia dini, agar setiap anak atau individu memiliki kemampuan maupun kesiapan dalam mengenal lambang bilangan untuk berhitung (Nayazik et al., 2019; Nur, 2020). Untuk mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan sebuah pembelajaran yang bisa mengaktifkan proses pembelajaran dan meningkatkan kognitif anak.

Hal ini ditandai dengan rendahnya kemampuan anak dalam meniru menulis lambang bilangan 1-20, menunjuk lambang bilangan 1-20 dengan benar, dan menguhubungkan lambang bilangan dengan jumlah benda. Selanjutnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sudarwati, (2018)menunjukkan bahwa menulis angka atau lambang bilangan secara terbalik, anak belum mengenal angka atau lambang bilangan dengan benar, anak belum dapat membilang angka 1-20 dengan urutan yang benar, anak belum dapat mengurutkan angka atau lambang bilangan 1-20 dengan benar dan anak belum dapat menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangannya.

Teori Bruner, belajar bilangan dimulai dari objek nyata. Setelah anak benar-benar bisa baru dilatih untuk menghubungkan antara jumlah benda dengan simbol bilangan. Mengajarkan lambang bilangan anak dimulai dari benda-benda konkret terlebih dahulu kemudian baru mengenalkan lambang bilangan. Kurangnya penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga anak terlihat masih merasa sulit untuk memahami apa yang disampaikan oleh guru di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung (Israwati, 2017; Rahma, 2019)

Perkembangan kognitif pada anak usia dini sering dikaitkan dengan pengenalan angka termasuk dalam pengenalan lambang bilangan. Ismunamto (2011: 24) mengemukakan bahwa lambang atau simbol digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut angka atau lambang bilangan. Perkembangan anak seharusnya disertai dengan kegiatan yang menyenangkan dan inovatif tidak hanya kegiatan menulis, mewarnai akan tetapi juga diberikan juga media yang menarik bagi anak, pengkondisian kelas yang baik, demonstrasi pembelajaran yang aktif, efisien, dan tepat sasaran, serta penggunaan model, pendekatan, dan metode yang tepat (Lailaturrohmah dan Wulandari, 2021: 35)

Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2013:3). Ramadhani & Wulandari (2021:28) mengungkapkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat yang berupa fisik yang dapat merangsang perhatian, pikiran, perasaan dan kemauan dalam minat belajar agar mencapai hasil yang optimal. Media pembelajaran sangat dibutuhkan oleh para pendidik untuk menarik daya pikat anak dalam menerima materi (Ramadhani & Wulandari, 2021). Penggunaan media dalam pembelajaran di sekolah sebagai sarana untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan. Penggunaan media dalam pembelajaran mengenal lambang bilangan dapat menggunakan benda-benda yang ada disekitar anak-anak, termasuk juga loose part.

Menurut Haughey loose part merupakan bahan-bahan yang terbuka, dapat terpisah atau dijadikan satu kembali, dibawa, digabungkan, dijajar, dipindahkan serta digunakan sendiri atau digabungkan dengan bahan-bahan lain. Ketika anak menggunakan loose part, anak bisa memainkan loose part sesuai dengan kemauan anak. Anak mudah menggeser benda-benda yang diletakkan di suatu tempat sebagai komponen dari satu bentuk tertentu (Siantajani, 2020:47). Loose part biasanya berupa benda-benda alam maupun sintesis (Siantajani, 2020:12). Bahan media loose part yang digunakan juga mudah didapatkan di lingkungan sekitar anak.

DAFTAR PUSTAKA

Yanuar Sari Serly, Yuliati Purwaningsih dan Endah Wahyuni,Google book Prosiding Seminar Nasional 2018 Jilid 2;
Intan Asri Devi Ini Made, Pengembangan Media Pembelajaran Puzzle Angka untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan.
Windy Atmilawati1, Rohmad Arkam2, Rizki Mustikasari. Peningkatan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Menggunakan Media Loose Parts.2023

FOTO KEGIATAN

Penggunaan Media Loose Part Untuk Mengenal Lambang Bilangan Pada Anak Usia Dini

Artikel ini ditulis oleh:

Maeziatul Amaliah, S.Pd
Guru TK ABA Plompong 02 Desa Plompong, Kec. Sirampog, Kab. Brebes Lulusan S1 PG PAUD.
Suatu kepuasan dan kesenangan tersendiri bagi saya bila dalam mengajar anak-anak menunjukkan ekspresi yang sangat antusias dan ceria.