Sesuai Surat Edaran Nomor : 443.5/B.848 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan Gerakan Kabupaten Tegal Bangkit Melawan COVID-19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal menutup sementara objek wisata yang ada dilingkungan Guci.
Kebijakan ini menyeluruh kepada semua objek wisata yang dikelola pemerintah Kabupaten Tegal, masyarakat atau swasta maupun milik pemerintah Desa/ BUMdes. Dalam surat edaran tersebut tertulis bahwa penutupan sementara Guci itu selama 14 hari, dari mulai tanggal 10 Juni sampai 23 Juni 2021.
Tentu kebijakan ini sangat merugikan semua pihak yang menyandarkan penghasilannya di objek wisata Guci. Mulai dari pedagang kecil, restoran, penyedia jasa dan termasuk para pengusaha penginapan.
Menanggapi hal tersebut, Sopan Sofianto, Ketua Payuguban Homestay Daya Tarik Wisata (DTW) Guci Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, memperkirakan bahwa, para pengusaha penginapan akan merugi hingga ratusan juta rupiah.
Ia pun menjelaskan, kerugian tersebut karena pasti tidak adanya wisatawan yang menginap selama 2 pekan kedepan. Selain itu, banyak tamu yang akan menyewa penginapan ditanggal-tanggal tersebut meminta uang DP-nya dikembalikan.
“85% tamu sudah booking dan sudah DP 50%. bahkan sudah ada yang lunas untuk tanggal 12 Juni dan 19 Juni 2021. Dengan adanya kebijakan penutupan tersebut otomatis banyak bokingan yang membatalkannya dan banyak yang minta DP dikembalikan. Kondisi seperti ini berimbas pada pendapatan homestay dan lainnya,” jelas Sopan Sofianto.
Sopan pun mengajak semua pihak untuk bersabar akan kondisi seperti ini. Dirinya dan banyak orang pun mengaku pasrah akan menurun dratisnya pemasukan mereka. Mengingat selama pandemic covid-19 ini, Guci sudah beberapa kali buka-tutup. Padahal ia sudah merasa senang pasca lebaran kemarin, karena Guci sudah mulai dibuka dan ramai kembali.
“Sudah 75% homestay di wisata Guci mulai ramai. Itu terlihat setelah pasca lebaran. Yah, usaha penginapan itu baru mulai pulih kemarin-kemarin. Tapi, ditutup lagi dua pekan, pasrah kalau kaya begini,” ujarya.
Ia pun memperkirakan kerugian yang akan diterima bisa mencapai 500 juta. Ini baru dari sektor jasa penyewaan penginapan. Angka di atas termasuk dari pemeliharaan, listrik, air dan karyawan yang bagaimanapun harus terus dibayar.
“Terus, kalau kaya gini, untuk karyawan yang diliburkan dari dampak penutupan siapa yang bertanggung jawab atas hal ini? Kami hanya bisa pasrah, terus bertahan, walaupun anjlok,” pungkasnya.
Baca Juga: Wisatawan Dari Brebes, Tegal dan Pemalang Sudah Boleh Masuk Guci, Tapi Semua Pemandian Air Panas Masih Ditutup Untuk Umum
Menurut Sopan, sapaan akbraknya, jumlah homestay yang ada di wisata Guci itu berkisar 330 kamar dari 80 pemilik homestay.